Sumber Foto https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/cacar-monyet |
HotNewsJabar - Cacar monyet adalah penyakit yang baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di publik. Namun, sudah tahukah Anda apa itu cacar monyet? Kondisi ini adalah salah satu masalah kulit yang disebabkan oleh infeksi virus, umumnya ditandai dengan munculnya bintil bernanah pada kulit.
Sama halnya dengan cacar air, cacar monyet adalah kondisi
yang dapat ditularkan dengan mudah melalui percikan air liur. Untuk memahami
lebih lanjut mengenai penyebab, gejala, dan cara mengobati cacar monyet,
langsung saja simak informasi di bawah ini.
Apa itu Cacar Monyet?
Cacar monyet adalah penyakit kulit yang disebabkan
oleh infeksi virus langka dari hewan (zoonosis) atau sering kali secara global
disebut dengan virus monkeypox. Penyebutan cacar monyet sendiri bukan tanpa
alasan. Hal ini dikarenakan monyet merupakan inang utama dari virus monkeypox.
Sebenarnya, cacar monyet adalah kasus yang sudah muncul dari
tahun 1970 di Kongi, Afrika Selatan, yaitu kasus yang menular dari monyet ke
manusia.
Saat seseorang terkena penyakit cacar monyet, maka pada permukaan kulitnya akan muncul bintil-bintil bernanah, bahkan melepuh. Sama halnya dengan penyakit cacar lainnya, cacar monyet juga disertai dengan demam tetapi diiringi pembengkakan pada kelenjar getah bening di ketiak.
Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit yang dapat
ditularkan melalui kontak langsung dengan luka yang terkontaminasi virus,
droplet, dan cairan tubuh (saat batuk atau bersin). Sementara penularan dari
hewan ke manusia bisa terjadi lewat gigitan hewan, kontak langsung dengan atau
kulit hewan, atau menyentuh benda yang terkontaminasi virus.
Penyebab Cacar Monyet
Penyebab cacar monyet adalah adanya infeksi virus monkeypox.
Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Virus
dalam genus Orthopoxvirus meliputi smallpox (penyebab cacar), virus cowpox
(cacar sapi), dan virus vaccinia (virus yang digunakan dalam vaksin cacar).
Memang virus ini dapat bertransmisi dan menular, namun Anda tetap dapat membedakannya
dengan virus penyakit kulit lain seperti cacar air atau pun herpes.
Pada mulanya, virus ini didapatkan dari gigitan hewan liar
seperti tupai dan monyet. Kasus yang paling sering terjadi adalah penularan
dari hewan ke manusia.
Gejala Cacar Monyet
Gejala cacar monyet umumnya akan mulai terasa setelah 6-16 hari seseorang terpapar, di mana masa inkubasi virus ini berkisar antara 6-13 hari. WHO membagi gejala cacar monyet menjadi dua periode infeksi, yaitu periode invasi dan periode erupsi kulit. Ini masing-masing penjelasannya:
1. Periode Invasi
Periode ini berlangsung dalam 0-5 hari setelah terinfeksi
virus. Adapun beberapa gejala yang ditimbulkan adalah:
- Sakit kepala berat
- Demam
- Sakit punggung
- Lemas (asthenia)
- Nyeri pada otot
- Mual dan muntah (terutama yang terkena langsung dari gigitan hewan)
- Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati)
Perbedaan utama gejala cacar lainnya dengan penyakit cacar
monyet adalah adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening. Pada kasus lain,
gejala yang ditimbulkan bisa saja lebih parah, seperti gangguan pernapasan
seperti radang tenggorokan, batuk, dan hidung tersumbat.
2. Periode Erupsi Kulit
Gejala utama dalam periode erupsi kulit pada cacar monyet
adalah munculnya ruam pada kulit, biasanya akan terjadi pada 1-3 hari setelah
pengidap mengalami demam.
Pertama-tama, ruam akan muncul di wajah, kemudian mulai
menyebar ke seluruh tubuh. Area tangan, kaki, dan wajah merupakan bagian yang
paling terdampak ruam. Ruam kulit diawali dengan bintik-bintik kemudian berubah
menjadi lenting atau vesikel, yaitu lepuhan yang berisi cairan. Lalu, dalam
beberapa waktu akan membentuk kerak.
Diagnosis Cacar Monyet
Untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi cacar monyet,
dokter akan melakukan diagnosis dengan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi
gejalanya.
Namun, agar hasil diagnosis lebih akurat, pasien akan
dianjurkan untuk melakukan tes laboratorium guna mengetahui jenis virus yang
menginfeksi. Salah satu prosedur tes yang sering dilakukan adalah tes PCR
(Polymerase Chain Reaction). Tujuannya adalah menganalisis sampel yang diambil
dari lesi kulit pasien terdampak cacar.
Faktor Risiko Cacar Monyet
Cacar monyet adalah kondisi yang dapat menyerang siapa saja, terlebih bagi seseorang yang belum pernah terinfeksi sebelumnya. Namun, di luar itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena cacar monyet, di antaranya yaitu:
Melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus
ini tanpa menggunakan alat pelindung
Merawat orang yang sedang mengidap penyakit cacar monyet
Mengonsumsi daging (atau bagian tubuh lain) binatang liar,
terutama jika tidak dimasak terlebih dulu
Cara Mengobati Cacar Monyet
Hingga saat ini, belum ada obat cacar monyet secara
spesifik. Pasalnya, kondisi ini dapat pulih dengan sendirinya dalam 2-4 minggu.
Namun, beberapa negara menggunakan tecovirimat sebagai cara mengobati cacar
monyet. Obat ini bekerja dengan menghambat virus monkeypox berkembang biak dan
menyebar ke orang lain.
Selama mengalami gejala cacar monyet, pengidap disarankan
untuk memaksimalkan waktu istirahat, mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi
serta menjaga pola makan sehat. Pengidap cacar monyet juga disarankan melakukan
karantina mandiri dan tidak keluar rumah untuk meminimalisir penyebaran.
Tetapi, apabila pengidap mengalami gejala yang parah atau
mengalami komplikasi, maka akan disarankan untuk menjalani rawat inap.
Jika mengalami gejala-gejala di atas dan membutuhkan
penanganan yang terbaik, Anda dapat membuat janji temu dengan dokter spesialis
kulit dan kelamin di Siloam Hospitals terdekat.
Red/H2.
0 Komentar