- Hari/Tanggal : Minggu, 10 Maret 2024
- Waktu : mulai pukul 17.00 WIB
- Lokasi : Auditorium H. M. Rasjidi Kementerian Agama, Jl. M. H. Thamrin, Jakarta Pusat
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag Adib mengatakan bahwa sidang isbat awal Ramadhan 2024 nantinya berjalan dalam tiga sesi.
Sesi Pertama
Pemaparan posisi hilal awal Ramadhan 2024 berdasarkan hasi hisab oleh Tim Hisab dan Rukyat Kemenag
Dimulai pukul 17.00 WIB
Terbuka untuk umum dan akan disiarkan langsung secara daring melalui saluran YouTube Bimas Islam
Sesi Kedua
Penetapan awal Ramadhan 2024 berdasarkan data hisab dan hasil pemantauan hilal oleh Tim Kemenag di 134 titik di seluruh Indonesia
Digelar secara tertutup usai salat Magrib
Sesi Ketiga
Konferensi pers hasil sidang isbat awal Ramadhan 2024
Akan disiarkan melalui media sosial Kemenag RI
Masyarakat Indonesia dapat menyaksikan jalannya sidang isbat Ramadan 2024 secara daring melalui media sosial Kemenag RI atau kanal YouTube Bimas Islam. Klik salah satu tautan di bawah ini untuk menyaksikannya:
- Link Live Streaming Sidang Isbat Awal Ramadan 2024 via YouTube Bimas Islam
- Link Live Streaming Sidang Isbat Awal Ramadan 2024 via YouTube Kemenag RI
- Link Live Streaming Sidang Isbat Awal Ramadan 2024 via Facebook Kemenag RI
- Link Live Streaming Sidang Isbat Awal Ramadan 2024 via Instagram Kemenag RI
Awal Ramadan versi Nahdlatul Ulama (NU) masih belum bisa dipastikan. Pasalnya, pihak Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan melakukan rukyatul hilal atau pemantauan hilal terlebih dahulu.
Dilansir situs resmi NU Online, Pemantauan hilal tersebut dijadwalkan berlangsung pada Minggu, 10 Maret 2024, atau bertepatan dengan 29 Syakban 1445 H.
"Tanggal 10 Maret hari Ahad Legi," terang Ketua LF PBNU, KH Sirril Wafa.
Meski begitu, KH Sirril Wafa memprediksi jika 1 Ramadhan 1445 H/2024 M versi NU akan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.
"Jadi langkah ikmal/istikmal Syakban sebagaimana tertulis di almanak PBNU sudah benar. Insyaallah fix 1 Ramadhan 1445 H bertepatan dengan 12 Maret 2024 M," terangnya, dikutip detikSumut dari laman NU Online Jombang, Sabtu (9/3).
Nantinya, rukyatul hilal awal Ramadan 2024 akan dilakukan di 50-60 titik di seluruh Indonesia, mulai dari zona barat, tengah, dan timur.
Dalam menetapkan awal bulan tersebut, LF PBNU menerapkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yang juga dipakai pemerintah.
Awal Ramadan 2024 versi Muhammadiyah
Di sisi lain, Muhammadiyah sudah lebih dahulu menentukan 1 Ramadan 2024. Ini tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 H yang terbit pada Januari 2024 lalu.
Berdasarkan maklumat tersebut, Muhammadiyah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.
"Di wilayah Indonesia, tanggal 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M," tertulis pada maklumat tersebut, dilihat detikSumut, Sabtu (9/3).
Adapun penetapan awal Ramadan oleh Muhammadiyah itu dilakukan berdasarkan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki. Sebagai informasi, Hisab Hakiki merujuk pada metode hisab yang berpatokan pada gerak benda langit, khususnya Matahari dan Bulan faktual (sebenarnya).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi lembaga negara yang memberikan pertimbangan secara ilmiah kepada pemangku kepentingan dalam penentuan awal Ramadan. Pasalnya, BMKG salah satu fungsi pokoknya adalah memberikan pelayanan informasi mengenai tanda waktu, posisi bulan dan matahari.
Dilansir dari kajian berjudul bertajuk "Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 10 dan 11 Maret 2024 Penentu Awal Bulan Ramadan 1445 H" yang dikeluarkan oleh BMKG, kondisi hilal masih di bawah standar MABIMS untuk 10 Maret 2024 dan sudah memenuhi kriteria untuk 11 Maret 2024.
Bagi yang belum tahu, MABIMS adalah akronim dari Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura yakni sebuah kriteria yang digunakan oleh pemerintah dalam menentukan awal Ramadan. Patokan utamanya adalah hilal memiliki ketinggian 3 derajat dan elongasi atau jarak sudut bulan-matahari 6,4 derajat.
Oleh karena itu, apabila berada di bawah patokan tersebut belum dianggap sebagai awal Ramadan. Berikut hasil rincian pemantauan dari BMKG.
Ketinggian hilal
BMKG mengungkapkan ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara -0,33 derajat di Jayapura, Papua sampai dengan 0,87 derajat di Tua Pejat, Sumatera Barat.
Sementara itu, ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 11 Maret 2024, berkisar antara 10,75 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 13,62 derajat di Sabang, Aceh.
Elongasi
BMKG juga menginformasikan elongasi di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara 1,64 derajat di Denpasar, Bali sampai dengan 2,08 derajat di Jayapura, Papua.
Sementara, elongasi di Indonesia saat matahari terbenam pada 11 Maret 2024, berkisar antara 13,24 derajat di Jayapura, Papua sampai dengan 14,95 derajat di Banda Aceh, Aceh.
Awal Ramadan 2024 versi BRIN
Dikutip dari detikEdu, awal puasa 1 Ramadan 1445 H menurut BRIN jatuh pada tanggal 12 Maret 2024. Hal ini berdasarkan kriteria baru hasil kesepakatan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) yang dijelaskan oleh Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Astronomi BRIN, Prof Thomas Djamaluddin.
Dia menyebutkan bahwa akhir bulan Syakban 1445 H atau 10 Maret 2024, bulan di Indonesia kurang dari 1 derajat sehingga belum dikatakan awal Ramadan.
"Di Jawa seperti Jakarta hanya 0,7 derajat dengan elongasi hanya 1,7 derajat yang mana ini belum memenuhi kriteria MABIMS," kata Thomas dalam acara diskusi Kriteria Baru MABIMS dalam Penentuan Awal Ramadhan, di kantor BRIN Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Berdasarkan hasil kesepakatan MABIMS, kriteria hilal berubah menjadi ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Sementara, wilayah yang memenuhi kriteria tersebut pada tanggal 10 Maret 2024 adalah kawasan benua Amerika.
Sedangkan kawasan Asia Tenggara tidak memenuhi kriteria. Hilal tampak masih rendah dan hampir bisa dipastikan tidak kelihatan pada tanggal 10 Maret 2024.
Untuk itu, 1 Ramadan ditetapkan pada tanggal 12 Maret 2024. Penetapan tanggal ini kemudian akan dibuktikan dalam rukyat atau pengamatan pada saat magrib tanggal 10 Maret 2024 atau 29 Syakban 1445 H.
Adapun organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU), Persatuan Islam (Persis), dan standar kalender Hijriah Indonesia menggunakan kriteria MABIMS. Sehingga mereka juga menyatakan 1 Ramadan jatuh pada 12 Maret.
"Beberapa ormas seperti NU, Persis dan kalender standar hijriah Indonesia menggunakan kriteria MABIMS sehingga berdasarkan hisab, 1 Ramadan baru pada tanggal 12 Maret," ujarnya.
0 Komentar